Kira-kira asing tidak dengan kata diatas? Tentu untuk sebagian orang itu tidak asing lagi. Jika kita jeli melihat orang disekitar banyak orang memiliki sifat perfeksionis. Kalau aku sih mendengar kalimat ini saat masih kelas 7 SMP di salah satu stasiun tv.
Perfeksionis biasanya menginginkan sesuatu secara sempurna. Misalnya Si A *anggap aja namanya A hahaha, Si A ini mendapatkan nilai 97 di salah satu mapel ulangannya karena dia memiliki sifat perfeksionis dia melapor kegurunya dimana letak kesalahannya yang membuat ia gagal 100. Hayo ngaku siapa yang pernah gini? *hehehe saya juga pernah. Hal itu sebenarnya sah-sah kita lakukan jika memang jawban kita benar namun saat dikoreksi guru malah disalahin *namanya juga manusia pernah salah juga.Tapi jika memang terbukti jawabanmu salah jangan menggerutu dan mengutuk diri sendiri.Aku dulu sering seperti itu di awal-awal kelas 10. Tapi setelah kurenungi sekarang harusnya aku bersyukur kala itu mendapat nilai yang besar walaupun tidak sempurna. Alasannya cuman 1 PERFEKSIONIS.
Perfeksionis juga membawa dampak positif juga. Dengan adanya sifat ini kita akan berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan sesuatu meminimalkan kesalahan. Namun jika akhirnya tetap ada kekurangan ya nggak usah kesal, toh di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Kalau yang aku perhatiin , biasanya orang perfeksionis itu suka banget nunda-nunda. Misal nih anggap namanya Berry. Nah, si Berry ini dikassih PR sama gurunya. Tapi Berry malah bergumam dalam dirinya,"Ah, nanti aja aku kerjainnya tunggu nanti malam, tunggu suasana hatiku lagi mood, nunggu nanti ini,itu,ini,dll." Menurutku sebagian perfeksionis pernah melakukan hal itu . Tapi ada kok cara atasinya yaitu Jangan Menunda karena sifatnya perfeksionis suka menunda *hehehehhe.
Menanamkan sifat perfeksionis boleh-boleh aja asal jangan sampe berlebihan . Sampai-sampai tidak mau adanya suatu kekurangan dalam hal yang kita lakukan ataupun dalam diri kita. Manfaatkan saja sifat perfeksionis itu jika memang masih berdampak positif seperti yang aku bicarain diatas tentang persiapan kita jika ingin melakukan sesuatu meyiapkannya dengan sangat baik tapi kalo massih ada kekurangan nggak apa-apa. Cukup di ingatkan dalam manusia itu nggak ada ang sempurna . Yang sempurna itu hanya Allah SWT.
Okey, sekian dulu hari ini
Salam Manisku
Naden Milen
Aku dulu termasuk orang yang perfeksionis. Dan lama kelamaan itu membuatku terjatuh sendiri. Apalagi kalau bukan karena sifat menunda-nundaku. Sedangkan ornag lain yang apa adanya justru lebih maju selangkah karena tidak pernah menunda-nunda.
ReplyDeleteahahaha iya sifat menunda, kadang suka kesel gitu ya mbak klo sifat satu ini muncul padahal tugas yang harus diekerjakan termasuk hal penting:D
DeleteWah aku banget, si PERFEKSIONIS. Dulu pas masa-masa masih sekolah, aku bahkan pernah maju menghadap guru kenapa nilaiku segitu? Padahal menurut temen-temen yang lain, nilai yang aku dapet tuh udah tinggi. Tapi dasarnya aku aja, pokoknya kalo nggak sempurna tuh nggak enak rasanya. Hahahah
ReplyDeleteSekarang sih lebih sadar diri aja, sifat perfeksionis gitu malah jatuhnya ngebikin aku nggak enjoy sama diri sendiri. Makanya sekarang berusaha be the flow aja. Hehehe
Wah iya kak bener banget bikin kita selalu was-was dan nggak enjoy dalam jalanin hari:(
DeleteHalo Naden Milen.. ternyata dikap perfeksionis ada sisi negatif dan positifnya and betewe pantesan saya suka nunda-nunda sesuatu karena emang saya juga tipenya rada perfeksionis sih hehe
ReplyDeletehehehhe gpp mbak yang penting sifat perfeksionisnya masih bisa dikenadalikan in syaa allah akan berdampak baik juga:D
DeleteTerima kaish mbak sudah mampir:)
Aku pribadi sebetulnya bingung antara melabeli diri sebagai seorang idealis atau perfeksionis, mbak, ehehehe. Soalnya kalau dibilang perfeksionis, nggak perfeksionis banget😂 bahkan di masa-masa jadi anak ambis waktu sekolah dulu pun seingatku nggak pernah bertanya ke guru kalau dapat nilai yg nggak memuaskan. Paling cukup kecewa dalam diam aja. Tapi aku setuju soal kegiatan menunda-nunda, yang aku rasa hampir diri kita semua rasakan, bahwa kalau kebiasaan buruk ini dibiasakan, nggak akan bisa membawa kita kemana-mana selain disitu-situ aja. Yang mana jadi PR juga buatku, maka dari itu harus diimbangi dengan realistis😂
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePost a Comment